Nama Sam Raimi mungkin lebih dikenal sebagai sutradara trilogi Spider-Man (2002 – 2007) bagi kebanyakan penikmat film dunia. Namun, bagi mereka yang gemar akan film-film dari genre horor, nama Raimi jelas lebih familiar sebagai seorang sutradara yang mampu mengarahkan film-film horor berkelas seperti The Evil Dead (1987), Army of Darkness (1992) atau Drag Me to Hell (2009). Tidak hanya bertindak sebagai seorang sutradara, lewat rumah produksinya, Ghost House Pictures, Raimi juga memproduksi banyak film-film horor – seperti versi remake dari The Grudge (2004 – 2009), The Messengers (2007), 30 Days of Night (2007) hingga remake Evil Dead dan Poltergeist yang saat ini
masih berada dalam proses produksi – dengan perantaraan talenta
sutradara-sutradara yang namanya mungkin belum banyak dikenal luas oleh
penonton film dunia.
Untuk The Possession,
Raimi menyerahkan kursi penyutradaraan pada sutradara asal Denmark, Ole
Bornedal, yang telah banyak menulis naskah dan mengarahkan film di negara asalnya namun juga
pernah menyutradarai film berbahasa Inggris berjudul Nightwatch
(1997) yang dibintangi Ewan McGregor, Josh Brolin dan Nick Nolte.
Dengan naskah yang ditulis oleh Juliet Snowden dan Stiles White
berdasarkan artikel kisah nyata berjudul A Jinx in a Box? Yang ditulis oleh Leslie Gornstein untuk Los Angeles Times pada tahun 2004, The Possession
sebenarnya sama sekali tidak menawarkan banyak hal baru dalam
penceritaannya. Pun begitu, apakah Bornedal mampu mengolah jalan cerita
horor yang begitu familiar dalam The Possession menjadi sebuah presentasi horor yang berhasil menakuti penontonnya?
The Possession
sendiri berkisah mengenai pasangan suami istri yang telah bercerai,
Clyde (Jeffrey Dean Morgan) dan Stephanie Brenek (Kyra Sedgwick), serta
dua puteri mereka, Hannah (Madison Davenport) dan Emily (Natasha
Calis). Layaknya kebanyakan anak dari pasangan yang bercerai, Hannah
dan Emily membagi waktu mereka untuk tinggal bersama ayah dan ibunya:
dalam keseharian keduanya akan tinggal bersama sang ibu sementara mereka
akan tinggal bersama sang ayah di kala akhir pekan. Pada sebuah akhir
pekan, Clyde mengajak kedua puterinya untuk berbelanja di sebuah yard sale – dimana Emily kemudian merasa begitu tertarik untuk membeli sebuah kotak misterius yang menjadi pemicu datangnya berbagai kejadian misterius dalam kehidupan keluarga tersebut.
Perubahan begitu terasa pada
kepribadian Emily semenjak ia memiliki kotak tersebut. Emily yang
biasanya cerdas dan ceria kini berubah menjadi sosok yang terutup dan
membenci berbagai hal yang dulu sangat ia gemari. Tidak hanya itu, Emily juga berubah menjadi sosok yang sangat posesif
terhadap kotak tersebut dan mampu melakukan berbagai tindakan kekerasan
jika ia merasa bahwa kotak tersebut terganggu keamanannya. Sadar kalau
puterinya sedang berada dalam bahaya, Clyde mulai mencari tahu mengenai
apa yang sebenarnya yang terjadi pada puterinya dan misteri apa yang
sebenarnya tersimpan di dalam kotak tersebut.
The Possession jelas terlihat sebagai salah satu film horor supranatural yang begitu terpengaruh atas pola penceritaan film horor klasik, The Exorcist (1973), dan untungnya, cukup mampu dieksekusi dengan baik. Tidak seperti kebanyakan film horor modern yang berusaha sedemikian keras untuk terlihat menakutkan dengan menghadirkan banyak momen-momen berdarah maupun menakutkan, Ole Bornedal membangun plot penceritaan The Possession
secara perlahan. Secara runut, Bornedal memperkenalkan setiap karakter
yang ada di dalam jalan ceritanya, konflik yang terjadi dalam kehidupan
mereka hingga akhirnya memperkenalkan konflik supranatural yang akhirnya mempengaruhi kehidupan karakter-karakter tersebut. Membutuhkan beberapa saat untuk mencerna penceritaan awal The Possession, namun untungnya Bornedal kemudian berhasil menghadirkan deretan momen horor yang kuat untuk mengikuti penceritaan awal yang terkesan lamban tersebut.
Berbeda dengan kebanyakan film horor yang menempatkan nama Sam Raimi di dalamnya, The Possession terlihat memiliki nada penceritaan yang cukup serius. Bukan sesuatu hal yang buruk, namun naskah cerita film ini, sayangnya, memiliki esensi cerita yang begitu minim dan hanya terkesan sebagai sebuah versi lain dari film-film horor yang bertema sama – terlepas dari tema mengenai kebudayaan supranatural Yahudi yang diangkat dalam jalan cerita film ini. Singkatnya, The Possession berusaha terlalu keras untuk menjadi The Exorcist – sebuah film horor dengan sentuhan drama yang begitu kuat – namun memiliki materi drama yang terlalu lemah untuk dapat dianggap sebagai sebuah sajian yang serius.
Pun begitu, harus diakui bahwa Bornedal mampu mengarahkan jalan cerita filmnya dengan cukup baik. Bahkan, dengan dukungan penampilan akting yang begitu kuat dari para pengisi departemen aktingnya, Bornedal berhasil mengemas The Possession menjadi sebuah film horor ringan yang mampu tampil lebih baik daripada kebanyakan film horor yang dirilis Hollywood akhir-akhir ini. Jeffrey Dean Morgan, Kyra Sedgwick, Madison Davenport hingga Matisyahu mampu hadir dengan penampilan akting terbaik mereka. Namun, aktris remaja Natasha Calis-lah yang mampu mencuri perhatian
di setiap kehadirannya. Calis mampu menterjemahkan perubahan
kepribadian karakternya – dari sosok yang ceria menjadi sosok yang
begitu kelam – dengan sangat meyakinkan.
Walau minim menghadirkan sebuah pola penceritaan baru di dalamnya, sulit rasanya untuk menilai The Possession sebagai sebuah film yang gagal untuk tergarap dengan baik. Sebagai seorang sutradara, Ole Bornedal mampu mengarahkan ritme penceritaan filmnya dengan cukup baik – meskipun pada banyak bagian, The Possession terlihat terlalu
berfokus untuk menghadirkan kisah dramanya daripada berusaha keras
untuk menakuti para penontonnya. Pun begitu, dengan dukungan penampilan
akting yang prima dari jajaran pengisi departemen aktingnya serta tata produksi yang begitu mendukung atmosfer horor film ini, The Possession mampu hadir menjadi sebuah film horor yang walaupun tidak terasa istimewa namun jelas jauh dari kesan mengecewakan.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.