Review : HANSEL & GRETEL : WITCH HUNTERS

Seperti halnya Mirror Mirror dan Snow White and the Huntsman yang dirilis pada tahun lalu, Hansel & Gretel: Witch Hunters juga adalah merupakan sebuah interpretasi ulang dari kisah klasik karya The Brothers Grimm dengan pemberian sentuhan modernisasi di beberapa bagian ceritanya – Hansel & Gretel: Witch Hunters bahkan seharusnya telah dirilis pada Maret 2012 yang lalu sebelum akhirnya Paramount menjadwal ulang tanggal perilisannya menjadi bulan Januari 2013 dengan alasan akan membuat film dengan format 3D dan IMAX 3D. Walau mampu tampil spektakuler dalam menyajikan tampilan visualnya, Hansel & Gretel: Witch Hunters terasa sederhanadalam segi penceritaan yang bagi sebagian orang itu bukan hal yang buruk.
Hansel & Gretel: Witch Hunters sendiri mengawali penceritaannya dengan mengikuti alur kisah klasik Hansel and Gretel yang dahulu ditulis oleh The Brothers Grimm. Pasangan kakak beradik, Hansel & Gretel kecil (Cedric Eich & Alea Sophia Boudodimos), ditinggalkan oleh ayah mereka di tengah hutan. Secara tidak sengaja, mereka kemudian menemukan sebuah rumah yang terbuat dari permen dan
memakannya. Oleh seorang penyihir yang mendiami rumah tersebut, Hansel dan Gretel kemudian ditahan dan dijadikan budaknya. Tidak tahan berlama-lama dijadikan sebagai budak oleh sang penyihir, Hansel dan Gretel melakukan perlawanan dan akhirnya berhasil membunuh penyihir tersebut. Awal kisah tersebut kemudian menjadi latar belakang bagi keduanya untuk berjuang sebagai seorang pemburu para penyihir yang gemar menyengsarakan dan berbuat jahat kepada para manusia yang berada di sekitarnya.
Sepanjang tahun setelah kejadian itu, Hansel dan Gretel menjadi pemburu yang didedikasikan untuk membasmi penyihir. Pekerjaan mereka relatif mudah karena untuk alasan yang tidak diketahui, mereka kebal terhadap mantra penyihir berbahaya dan kutukan. Raputasi Hansel (Jeremy Renner) dan Gretel (Gemma Arterton) dewasa sebagai seorang pemburu para penyihir telah begitu tersohor ke seluruh antero negeri. Karena terlalu makan banyak permen saat masih kecil, Hansel terkena penyakit diabetes dan dia harus menyuntikan insulin secara teratur setiap hari.Suatu hari, di kota Jerman, Augsburg, Hansel dan Gretel mencegah Sheriff Berringer dari mengeksekusi Mina, seorang wanita muda salah dituduh sebagai penyihir. Walikota Englemann telah mempekerjakan mereka untuk mencari dan menyelamatkan 11 anak yang diculik oleh penyihir. Pada saat yang sama, Sheriff Berringer mempekerjakan empat pelacak untuk misi yang sama, berharap untuk mendapatkan kembali rasa hormat dari Walikota. Namun, semua kecuali satu dari pelacak dibunuh oleh penyihir jahat Muriel, yang mengirimkan anggota yang masih hidup kembali ke kedai kota untuk meledak sebagai peringatan kepada saudara dan penduduk setempat. Hansel dan Gretel, dengan bantuan dari salah satu pria Walikota, menangkap penyihir dan menginterogasinya. Mereka menemukan bahwa para penyihir sedang mempersiapkan untuk Pesta Bulan Darah, yang memerlukan mengorbankan 12 anak - anak laki-laki enam dan enam perempuan, masing-masing lahir pada bulan terpisah. Ketika saudara mengetahui bahwa para penyihir membutuhkan satu gadis untuk menyelesaikan ritual mereka, Sheriff Berringer menolak untuk bekerja sama dengan mereka dalam menemukan dirinya. Tiba-tiba, Muriel dan penyihirnya menyerang kota dan menculik gadis ditargetkan sebelum menyelamatkan rekan mereka keluar di penjara setelah tertangkap oleh Hansel & Gretel. Gretel tak sadarkan diri setelah berusaha mengalahkan Muriel sendirian, tetapi ia diselamatkan ke tempat yang aman oleh seorang anak lokal bernama Ben, yang bercita-cita untuk menjadi seorang pemburu penyihir sendiri.
Hansel berhasil meraih penyihir yang menculik anak perempuan yang melarikan diri dengan sapu, tapi ia hilang di hutan.Keesokan paginya, Hansel ditemukan oleh Mina, diatas pohon dan sedang pingsan, Mina membawanya ke mata air untuk menyembuhkan luka-lukanya. Sementara itu, Gretel memasuki hutan untuk mencari saudaranya, tapi dia diserang oleh Sheriff Berringer dan anak buahnya, yang menangkap dia untuk memikat para penyihir ke kota mereka. Lalu, entah dari mana, troll bernama Edward yang juga anak buah dari Muriel menyelamat kan Gretel dan membawa Gretel ke air terjun. Ketika ditanya oleh Gretel mengapa ia menyelamatkannya, Edward mengatakan kepadanya bahwa troll melayani penyihir sebelum ia berjalan pergi. Hansel dan Gretel bertemu kembali di kabin yang ditinggalkan, yang mereka temukan adalah tidak hanya rumah masa kecil mereka, tetapi juga sarang penyihir. Muriel muncul di depan mereka, mereka mengatakan kebenaran masa lalu mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ibu Hansel dan Gretel adalah seorang penyihir putih bernama Adrianna. Pada malam Bulan Darah, jantung White Witch (penyihir putih) harus ditusuk untuk memenuhi pesta penyihir jahat, dan Gretel diturunkan menjadi White Witch. Untuk menjaga anaknya jauh dari penyihir, ayah mereka meninggalkan mereka di hutan, tetapi ketika ayah meraka kembali ke rumah mereka, ia digantung oleh penduduk desa sementara Adrianna dibakar di tiang pancang. Setelah itu, terjadi  pertempuran sengit antara dua bersaudara dengan Muriel sebelum penyihir menusuk Hansel dan menangkap Gretel untuk upacara bulan daarah.Hansel terbangun dan melihat Mina, yang mengungkapkan dirinya untuk menjadi seorang penyihir putih. Setelah Mina menggunakan mantra untuk memberkati persenjataan Hansel, Hansel, Mina dan Ben pergi ke atas bukit untuk mengganggu Pesta Bulan Darah. Sementara Mina berada diatas pohon dan membunuh puluhan penyihir dengan senapan Gatling, sementara Hansel turun lagsung ke pesta untuk membunuh para penyihir secara langsung dan membebaskan anak-anak sementara Edward menentang perintah Muriel dan membebaskan Gretel sebelum ia dilemparkan dari tebing oleh Muriel. Dan upacara gagal karna matahari telah terbit, Muriel dan para penyihir yang masih hidup mencoba untuk melarikan diri dengan sapu, tapi mereka terparut oleh perangkap kawat yang dibuat Hansel sementara Ben berhasil menembak jatuh Muriel dari sapu terbangnya. Dalam perjalanan untuk bertemu dengan Hansel, Gretel menemukan Edward tak sadar karna mencoba melawan Muriel dan menggunakan pistol setrum untuk menyadarkannya. Hansel, Ben dan Mina mengikuti jejak Muriel untuk rumah permen tua, yang tidak lain tempat Hansel dan Gretal pertama kali bertemu dangan penyihir. sementaraGretel segera menyusul, Mina yang bertarung sengit dengan Muriel ditusuk oleh Muriel. lalu Muriel masuk ke rumah permen dan Hansel yang sangat mamrah karena Mina terbunuh mengejarnya, dalam pertarungan sengit Hansel berhasil menggantung Muriel dengan bantuan Gretel, tetapi tiba-tiba penyakit diabetes Hansel kambuh dan ia kesulitan mencari insulin, saat ia sibuk mencari insulinnya Muriel Berhasil melepaskan diri dari rantai, dan Gretel dengan sigap menemukan insulin Hansel Dan menyuntikan kepada Hansel yang telah terkapar  terlibat dalam pertarungan melelahkan dalam rumah kue permen sampai mereka berhasil memenggal kepala Muriel dengan sekop.Hansel dan Gretel menyelamatkan anak-anak sebelum memulai berburu mereka berikutnya, dengan Ben dan Edward bergabung dengan mereka.
Diarahkan oleh sutradara asal Norwegia, Tommy Wirkola (Dead Snow, 2009), dengan naskah cerita yang ditulis oleh Wirkola bersama D.W. Harper, Hansel & Gretel: Witch Hunters mampu tampil lebih dari sekedar pengembangan alur cerita sebuah kisah klasik yang diberikan ekstensi kisah dan deretan adegan yang melibatkan kehadiran banyak adegan aksi yang penuh darah. Namun Hansel & Gretel: Witch Hunters terasa sedikit dangkal dalam melakukan penggalian alur cerita dan karakternya ketika film ini sedang tidak menghadirkan adegan laga nan berdarah tersebut.
Pengembangan plot cerita yang dilakukan Wirkola bersama Harper terhadap kisah Hansel and Gretel juga jelas istimewa. Kisah mengenai pasangan kakak beradik yag ditinggal orang tuanya dan menjadi seorang pemburu bayaran bagi para penyihir jahat yang mengetahui jelas masa lalu mereka, jelas merupakan plot yang terasa asing di telinga. Tambahan kisah personal dari masa lalu kedua karakter utama yang ditempatkan di akhir film juga sulit untuk ditebak keberadaannya. Dengan penggunaan teknologi 3D yang cukup mutakhir dalam memberikan pengalaman yang lebih kuat dalam menyaksikan deretan aksi dalam film ini yang membuat Hansel & Gretel: Witch Hunters mampu memberikan momen-momen menyenangkan untuk disaksikan oleh para penontonnya ditambah lagi dengan special effect yang spektakuler.
Walau hadir dengan deretan karakter yang dangkal, para pengisi departemen akting film ini tampil dalam kapasitas penampilan akting yang luar biasa. Well… setidaknya mereka terlihat bersenang-senang dan menikmati untuk tampil dalam film yang memang tidak menuntut banyaknya kehadiran permainan logika ini. Jeremy Renner – yang terlibat dalam proses produksi film ini jauh sebelum keterlibatannya dalam The Avengers (2012) maupun The Bourne Legacy (2012) – tampil meyakinkan dengan chemistry yang kuat bersama Gemma Arterton (Prince of Persia,2010), (Clash Of The Titans,2010), (Quantum Of Solace,2008). Begitu pula dengan Famke Janssen ( Taken 2, 2012), Peter Stormare dan Pihla Viitala yang mampu menghidupkan karakter mereka.
Hal terbaik yang dapat diungkapkan dari Hansel & Gretel: Witch Hunters mungkin adalah film ini mampu memberikan momen-momen yang menyenangkan ketika Tommy Wirkola berhasil menyajikan adegan-adegan aksi yang dipenuhi oleh darah di beberapa sudut penceritaan film ini – khususnya ketika dihadirkan dengan teknologi 3D dan IMX 3D yang sangat efektif. Selain itu… Hansel & Gretel: Witch Hunters sepertinya akan mampu menawarkan sesuatu yang baru dan menarik kepada penontonnya.
 JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...