
Identity Thief
sendiri berkisah mengenai seorang pria asal St. Louis, Amerika Serikat,
bernama Sandy Bigelow Patterson (Jason
Bateman) yang baru saja
menyadari bahwa identitasnya telah dicuri – dan menyebabkan dirinya
berada dalam status tersangka untuk sebuah tindakan kriminal, terancam
untuk kehilangan pekerjaan serta membuat kondisi keuangan keluarganya
jatuh bangkrut. Karena kurangnya kerjasama yang ditawarkan oleh pihak
kepolisian, Sandy kemudian memutuskan untuk mencari sendiri siapa orang
yang berada di balik tindakan tersebut. Dengan batas waktu seminggu yang
diberikan oleh pimpinan perusahaannya, Daniel Casey (John Cho), Sandy
akhirnya meminta izin sang istri, Trish (Amanda Peet), untuk pergi
mengejar sang pelaku ke Florida dan kemudian membawanya kembali ke kota
St. Lois.
Jalan yang harus ditempuh Sandy untuk
menemui orang yang telah merusak hidupnya sendiri tergolong mudah.
Berkat petunjuk yang ia dapatkan dari pihak kepolisian, Sandy akhirnya
berhasil mendeteksi keberadaan Diana (Melissa McCarthy), yang ternyata
merupakan seorang wanita. Kini… Sandy hanya berkewajiban untuk membawa
Diana kembali ke kotanya, membawanya ke hadapan pimpinan perusahaan
untuk membersihkan namanya serta meneruskan masalah tersebut kepada
pihak kepolisian. Sayangnya, niat Sandy untuk membawa Diana harus
berhadapan dengan dua orang anggota mafia yang telah ditipu Diana serta
seorang pembunuh bayaran yang berniat untuk mlenyapkan keduanya.
Sama sekali tidak ada yang baru dalam jalan penceritaan Identity Thief – sebagian penonton mungkin akan langsung teringat dengan jalan penceritaan film komedi Due Date (2010) yang dibintangi duo Robert Downey, Jr. dan Zach Galifianakis. Identity Thief menggunakan pola penceritaan yang sama. Perbedaannya, jika Due Date
berfokus penuh pada perkembangan hubungan antara dua karakter utama
dalam jalan ceritanya, maka penulis naskah Craig Mazin justru membumbui
jalan cerita Identity Thief dengan berbagai plot cerita tambahan
yang sayangnya gagal untuk mendapatkan eksplorasi cerita dengan baik
sehingga terkesan hadir dengan begitu dangkal. Berbagai kejadian yang
dialami oleh karakter Sandy dan Diana dalam film ini seperti dihadirkan
begitu saja untuk memberikan Mazin kesempatan melemparkan deretan
guyonan usang bertema dewasa namun kemudian menghilang tanpa
penyelesaian yang memuaskan.
Kedangkalan juga sangat terasa pada
setiap karakter yang hadir dalam jalan cerita film ini, termasuk dua
karakter utamanya. Karakter Sandy digambarkan hadir dengan penggambaran
yang datar di sepanjang cerita. Sebaliknya, karakter Diana justru
seperti dihadirkan dengan perubahan karakter yang selalu terjadi setiap
saat: di satu saat ia tampak sebagai wanita kuat dan selalu melawan di
saat lainnya ia terlihat menangis dan berusaha memberikan karakternya
rasa simpati dari penonton. Karakter Diana juga dijadikan sumber guyonan
utama dalam Identity Thief. Sayang, guyonan tersebut jarang dihadirkan secara cerdas dan seringkali hadir dengan memanfaatkan stereotype figur tubuh Melissa McCarthy – mulai dari adegan seks hingga guyonan slapstick
usang. Hal yang sama juga banyak ditemui pada karakter-karakter
pendukung lain. Tidak ada satupun karakter yang mampu tampil dengan sisi
penceritaan yang menarik.
Dan memang, momen-momen terbaik Identity Thief
hadir ketika baik Jason Bateman maupun Melissa McCarthy berusaha untuk
tetap menyajikan performa berkelas mereka terlepas dari penggalian
karakter maupun cerita yang dangkal. Beberapa kali sempat berhasil
memberikan momen komedi, namun jika dibandingkan dengan durasi film yang
mencapai 111 menit itu… momen-momen komedi yang berhasil dalam film ini
hampir terasa bagaikan kedipan mata. Nama-nama jajaran pemeran
pendukung seperti Amanda Peet, Robert Patrick hingga John Cho juga gagal
untuk memberikan warna tambahan pada kualitas penceritaan film ini.
Mungkin hanya Eric Stonestreet yang mampu tampil mencuri perhatian meski
dengan porsi penampilan yang begitu minim.
Jelas adalah sangat mengecewakan untuk
melihat potensi komedi yang kuat pada penampilan Jason Bateman dan
Melissa McCarthy terbuang dengan percuma akibat penulisan naskah yang
benar-benar jauh dari kesan berkualitas. Naskah cerita Identity Thief
arahan Craig Mazin tampil begitu dangkal dalam menghadirkan guyonan,
penggalian cerita serta karakter yang dihadirkan. Pengarahan dari Seth
Gordon (Horrible Bosses, 2011) juga tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Alur cerita Identity Thief sering terkesan melompat kesana-kemari. Wajar jika hampir di keseluruhan durasi penceritaan film, Identity Thief tampil begitu bodoh dan dipenuhi dengan momen-momen komedi yang terlalu dipaksakan kehadirannya.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.