Sutradara The Girl with the Dragon Tattoo (2009) asal Denmark, Niels Arden Oplev, mencoba peruntungannya di Hollywood dengan merilis Dead Man Down
– yang sekaligus menjadi film pertamanya pasca sukses mengarahkan film
yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Stieg Larsson tersebut. Dead Man Down sendiri tidak menawarkan sebuah formula penceritaan crime-thriller
yang baru bagi penontonnya – bahkan cenderung terasa klise pada
beberapa bagiannya. Pun begitu, Oplev mampu mengeksekusi naskah arahan
J. H. Wyman (The Mexican, 2001) dengan baik, menghadirkannya
dengan ritme penceritaan yang sederhana namun efektif serta berhasil
mendapatkan kualitas penampilan solid dari para jajaran pengisi
departemen aktingnya yang membuat Dead Man Down menjadi sebuah presentasi yang cukup menyenangkan untuk dinikmati.
Dead Man Down
berkisah mengenai Victor (Colin Farrell), seorang pria yang sedang
menyusun rencana untuk membalaskan dendam kepada seorang pimpinan
kelompok penjahat, Alphonse Hoyt (Terrence Howard), karena telah
membunuh anak dan istrinya.
Untuk melaksanakan niatnya tersebut, selama
beberapa bulan terakhir, Victor telah memberikan teror pada Alphonse
dengan cara membunuh kaki tangannya satu persatu dan meninggalkan
petunjuk mengenai siapa yang melakukan pembunuhan tersebut. Alphonse
sendiri mulai panik dan berusaha melakukan segala cara untuk menemukan
siapa pelaku teror tersebut.
Rencana pembalasan dendam Victor telah
hampir selesai. Namun, sebuah masalah datang ketika tetangga Victor,
Beatrice (Noomi Rapace), ternyata melihat salah satu tindakan pembunuhan
yang dilakukan oleh pria tersebut dan bahkan berhasil merekamnya.
Secara perlahan, Victor melakukan pendekatan terhadap Beatrice untuk
mencegahnya agar tidak melaporkan hasil temuannya ke pihak kepolisian.
Batrice sendiri ternyata memiliki sebuah rencana lain untuk Victor.
Mengetahui bahwa Victor adalah seorang pria yang dapat melakukan
tindakan pembunuhan, Beatrice lalu meminta Victor untuk membunuh seorang
pria yang telah melakukan tindakan kejahatan padanya beberapa tahun
yang lalu.
Dead Man Down jelas mampu terasa
unggul akibat kemampuan penulis naskah, J. H. Wyman, untuk tidak sekedar
menghasilkan intensitas ketegangan cerita dari usaha karakter Victor
untuk mengeksekusi rencana balas dendamnya namun juga menghadirkan sisi
emosional yang terbentuk dari perkembangan hubungan yang terjalin antara
karakter Victor dan Beatrice. Meskipun tidak pernah terasa sebagai
sebuah teknik penulisan naskah yang benar-benar spesial, namun dua sisi
penceritaan ini ternyata mampu dikelola dengan baik sehingga akhirnya
berhasil memberikan dukungan penceritaan yang baik satu sama lain. Wyman
juga berhasil untuk mencegah dirinya dalam terlalu berlebihan dalam
menghantarkan konflik demi konflik dalam jalan cerita Dead Man Down sehingga mampu membuat film ini memiliki kesan nyata yang lebih mendalam.
Naskah cerita Wyman untungnya mendapatkan
pengarahan yang tepat dari Niels Arden Oplev. Oplev mampu mendapatkan
ritme penceritaan yang tepat untuk Dead Man Down, dengan
menghadirkannya dalam alur cerita yang bergerak secara sederhana namun
efektif untuk terus menghadirkan intensitas ketegangan. Sayangnya, jalan
cerita serta konflik yang telah terbangun dengan rapi semenjak awal
secara perlahan mulai terasa klise ketika mulai mencapai titik klimaks
konfliknya. Ritme cerita yang berjalan secara sederhana dengan teratur
semenjak awal kemudian perlahan terasa berjalan cepat dan terburu-buru
untuk menghasilkan akhir cerita. Twist yang dihadirkan di
penghujung kisah justru lebih terasa sebagai sebuah hal yang menggelikan
daripada berhasil memberikan kejutan yang menyenangkan kepada penonton.
Dead Man Down juga terasa sedikit
gagal dalam mengeksplorasi setiap karakter yang hadir di dalam jalan
penceritaan, khususnya para karakter-karakter pendukung. Kebanyakan
karakter pendukung yang ada terasa hanya dihadirkan untuk memberikan
warna tambahan tanpa pernah terasa benar-benar esensial kehadirannya.
Untungnya, deretan pemeran film ini mampu menghidupkan setiap karakter
yang mereka perankan dengan baik. Colin Farrell dan Noomi Rapace tampil
solid sebagai pemeran utama dengan chemistry yang hadir diantara
keduanya muncul secara meyakinkan. Terrence Howard juga memerankan
karakter antagonis utama dengan baik, meskipun akan ada banyak pendapat
yang menilai penampilannya terasa kurang sadis untuk memerankan sosok
pimpinan kelompok penjahat. Nama-nama lain seperti Dominic Cooper dan
Isabelle Hupert menambah solid kualitas penampilan departemen akting
film ini.
Mereka yang menggemari The Girl with the Dragon Tattoo garapan Oplev sepertinya akan mudah untuk jatuh hati kembali dengan Dead Man Down.
Oplev masih menawarkan presentasi yang hampir serupa terhadap film yang
menjadi debut penyutradaraannya di Hollywood ini: ritme penceritaan
yang sederhana, suasana muram yang mewarnai banyak bagian film hingga
penampilan kekerasan yang tertata rapi sehingga tidak tampil begitu
eksplisit. Dead Man Down jelas bukanlah sebuah karya yang
istimewa – dengan beberapa bagiannya terjebak dalam ke-klise-an
film-film sejenis dan beberapa karakter yang gagal tergali dengan baik
kehadirannya di dalam jalan cerita. Walaupun begitu, dengan penataan
cerita yang secara perlahan akan mampu mencuri perhatian penontonnya dan
penampilan para jajaran pemerannya yang begitu kuat, Dead Man Down mampu muncul sebagai sebuah presentasi crime-thriller yang cukup memuaskan.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.