Menyutradarai film berbahasa Inggris
jelas bukanlah sebuah hal yang mudah… khususnya ketika Anda merupakan
seorang sutradara dari negara asing yang mencoba untuk menembus industri
film dalam skala yang lebih besar seperti Hollywood. Lihat saja
bagaimana sutradara pemenang Academy Awards asal Jerman, Florian Henckel
von Donnersmarck (The Lives of Others, 2007), yang seketika menjadi bahan guyonan pemerhati film dunia ketika debut film berbahasa Inggris-nya, The Tourist
(2010), mendapatkan kritikan tajam dari banyak kritikus film. Atau,
contoh yang terbaru, ketika sutradara asal Korea Selatan, Kim Ji-woon (I Saw the Devil, 2010), harus menerima kenyataan bahwa film berbahasa Inggris pertama yang ia arahkan, The Last Stand (2013), gagal meraih kesuksesan baik secara kritikal maupun komersial ketika dirilis ke pasaran.
Pun begitu,
tidak sedikit pula nama-nama sutradara asing yang mampu melalui berbagai
rintangan tersebut untuk kemudian menghasilkan debut penyutradaraan
film berbahasa Inggris yang cukup berkesan. Dengan kualitas prima yang
kembali ia tampilkan dalam Stoker, sutradara asal Korea Selatan,
Park Chan-wook – yang terlebih dahulu telah berhasil
meraih reputasi
internasional dengan mengarahkan film-film seperti Oldboy (2003), Sympathy for Lady Vengeance (2005) dan Thirst
(2009) – jelas adalah salah satu sutradara asing yang mampu meraih
pencapaian tersebut. Mengarahkan naskah cerita yang ditulis oleh
Wentworth Miller – yang mungkin lebih Anda kenal sebagai Michael
Scofield dari serial televisi popular Prison Break (2005 – 2009), Park berhasil menggarap Stoker menjadi sebuah psychological thriller yang akan mampu menghanyutkan setiap penontonnya dengan keindahan yang begitu menghipnotis.
Stoker memulai kisahnya dengan
kematian Richard Stoker (Dermot Mulroney), seorang pria yang merupakan
suami dari Evelyn (Nicole Kidman) sekaligus ayah bagi India (Mia
Wasikowska), akibat sebuah kecelakaan. Tragisnya lagi, kematian Richard
terjadi di hari ulang tahun India yang ke-18. Berbeda dari hubungan yang
terjalin begitu dingin dengan ibunya, hubungan India dengan sang ayah
mampu terjalin begitu erat. Selain berperan sebagai ayah, Richard
mungkin adalah satu-satunya orang yang dapat dianggap sebagai sahabat
bagi gadis penyendiri tersebut. Jelas, kematian Richard memberikan
sebuah hantaman yang kuat pada kehidupan India.
Beberapa waktu kemudian, sosok pria lain
datang dan siap menggantikan posisi Richard dalam keseharian keluarga
Stoker. Sosok pria tersebut muncul dalam wujud Charlie (Matthew Goode),
pria tampan yang mengaku sebagai adik kandung dari Richard dan selama
ini menghabiskan hidupnya dengan melakukan perjalanan keliling dunia.
Evelyn sendiri menyambut hangat kedatangan Charlie – yang ia anggap
sebagai versi muda dari almarhum suaminya. Namun tidak begitu dengan
India, Ia menganggap kehadiran sosok Charlie di hari kematian ayahnya
menyimpan sebuah hidden agenda. Dan benar saja, secara perlahan,
India mulai menyadari bahwa sang paman memiliki begitu banyak rahasia
kelam dalam kehidupannya.
Mereka yang menggemari film-film thriller,
khususnya yang fasih terhadap filmografi Alfred Hitchcock, kemungkinan
besar tidak akan menemui kesulitan yang besar dalam memahami alur
penceritaan Stoker. Hitchcock sepertinya memberikan pengaruh yang
besar bagi gaya penulisan cerita Wentworth Miller – minimal jika
menyimak hasil presentasi akhir yang disajikan di film ini. Dimulai dari
pengenalan karakter, munculnya masalah di dalam jalan cerita, konflik
yang terjadi antar karakter hingga akhirnya penyelesaian seluruh masalah
disajikan dengan jalan yang sederhana dan… well… familiar.
Begitu juga dengan penggalian karakter-karakter yang hadir di dalam
jalan cerita. Kebanyakan karakter yang ditampilkan memiliki kepribadian
yang tenang dan pembawaan emosional yang cenderung datar. Hanya karakter
Evelyn Stoker yang digambarkan memiliki pewarnaan karakter dengan
struktur emosional yang berubah.
Familiar berarti membosankan? Jangan salah. Meskipun Stoker
tidak memiliki kualitas naskah penceritaan yang dapat digolongkan
sebagai sebuah hasil kreativitas yang sangat menonjol, namun naskah
penceritaan tersebut berada di tangan Park Chan-wook – yang secara
mengagumkan mampu mengubahnya menjadi sebuah presentasi yang begitu
membuai. Harus diakui, Stoker tidak memiliki kedalaman
dramatisasi kisah maupun karakter seperti yang selalu terdapat dalam
film-film Park terdahulu. Pun begitu, Park mampu menyajikan jalan cerita
Stoker yang cenderung pasaran dengan perlakuan yang begitu
elegan. Menyajikannya dengan alur cerita yang lamban namun secara
perlahan tapi pasti berhasil meraih seluruh perhatian penonton sekaligus
tetap menempatkan sisi-sisi humor gelap yang biasa ada di film-film
Park untuk membuat Stoker terasa lebih hidup. Intensitas
ketegangan film ini juga terjaga dengan sangat rapi – dan menjadi
pembuktian bahwa Anda sesungguhnya tidak selalu memerlukan adegan
kekerasan yang dipenuhi dengan darah untuk membuat penonton Anda tetap
terjaga di bangkunya.
Kunci lain dari keberhasilan Stoker adalah visi yang kuat dari Park untuk menjaga atmosfer thriller
film ini dengan memberikannya dukungan tata produksi yang sangat,
sangat memukau. Layaknya seorang konduktor dalam sebuah orkestra, Park
memimpin dan mengarahkan sekelompok tim produksi handal untuk memberikan
kualitas terbaik mereka. Hasilnya, seperti yang dapat dirasakan setiap
penonton, tata audio – tata musik arahan Clint Mansell dan desain suara
karya Chuck Michael – dan visual – tata sinematografi arahan Chung
Chung-hoon – film ini mampu saling menunjang kualitas satu sama lain
untuk membentuk energi kelam yang menyelimuti presentasi keseluruhan
film ini. Penyuntingan gambar yang dilakukan Nicolas de Toth kemudian
memberikan hasil akhir Stoker sebagai sebuah film yang berjalan dengan begitu memikat.
Dan tentu saja, kualitas departemen
akting film ini juga berada pada derajat yang sangat memuaskan. Matthew
Goode berhasil memaksimalkan kharisma dan penampilannya yang tampan
untuk menghidupkan karakternya sebagai sosok yang memikat namun sangat
mematikan. Dan meskipun Mia Wasikowska terkesan terjebak dalam tipe
karakter gadis penyendiri yang pernah ia mainkan sebelumnya dalam
film-film seperti Alice in Wonderland (2010), Jane Eyre (2011) dan Restless
(2011), ia tetap mampu memberikan sebuah dimensi lain bagi karakternya,
India Stoker. Namun, meskipun dengan porsi cerita yang minimalis,
Nicole Kidman jelas adalah penampilan paling ‘mematikan’ yang hadir di
film ini. Seperti biasa, Kidman mampu memberikan karakternya daya tarik
seksual yang luar biasa kuat. Dalam Stoker, daya tarik seksual
tersebut membuat kehadiran karakter yang diperankan Kidman menjadi
begitu mencuri perhatian. Ditambah dengan dukungan penampilan dari
Phyllis Somerville, Jacki Weaver, Dermot Mulroney dan jajaran pemeran
lainnya, departemen akting Stoker hadir dengan kualitas yang benar-benar solid.
Siapapun dapat berargumen bahwa semua orang dapat menghasilkan sebuah karya yang sesederhana Stoker.
Walau pernyataan tersebut dapat Anda aplikasikan pada kualitas
penceritaan yang dihantarkan film ini – tidak buruk namun jelas
merupakan susunan cerita yang sederhana, namun dibutuhkan seorang
sutradara dengan visi yang kuat untuk dapat mengeksekusinya menjadi
sebuah presentasi yang sangat jauh melampaui kualitas dasar ceritanya.
Park Chan-wook jelas sangat memahami naskah cerita arahan Wentworth
Miller untuk kemudian menghadirkan struktur tatanan produksi yang mampu
mendukung dan meningkatkan intensitas jalan cerita Stoker di berbagai sudutnya. Entah bagaimana jika Stoker jatuh dalam pengarahan sutradara lain. Namun di tangan Park, Stoker
mampu hadir dengan atmosfer kelam yang begitu mempesona, intensitas
seksual yang begitu mengikat serta ketegangan yang secara perlahan akan
menenggelamkan setiap penontonnya – pencapaian yang jelas hanya dapat
dilakukan oleh seorang sutradara dengan visi yang luar biasa cerdas. Stoker akan mengejutkan sekaligus menghantui setiap penontonnya.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMA KASIH.
