Mempertemukan kembali sutradara asal Australia, John Hillcoat (The Road, 2009), dengan penulis naskah Nick Cave (The Proposition, 2005) serta aktor langganannya, Guy Pearce, Lawless merupakan kisah yang diadaptasi dari novel berjudul The Wettest County in the World
yang ditulis oleh Matt Bondurant dan berkisah mengenai kehidupan
kakeknya, Jack Bondurant, serta dua kakaknya, Forrest dan Howard
Bondurant, yang sempat menjadi pembuat dan penyelundup minuman keras
secara ilegal di Amerika Serikat ketika negara tersebut melarang adanya
segala bentuk produksi, penjualan serta distribusi minuman beralkohol
pada tahun 1920 hingga tahun 1933. Sayangnya, meskipun menawarkan premis
cerita dengan kapasitas dunia kejahatan serta kekerasan yang begitu
kental, Lawless justru terasa… lifeless akibat pengembangan narasi yang terlalu datar serta penggalian karakter yang begitu dangkal.
Berlatar belakang kisah di tahun 1931 di Franklin County, Virginia, Amerika Serikat, Lawless
dibuka dengan kesuksesan yang dialami oleh tiga bersaudara, Forrest
(Tom Hardy), Howard (Jason Clarke)
serta Jack Bondurant (Shia LaBeouf),
dalam mengelola bisnis pembuatan serta penjualan minuman keras yang
mereka lakukan secara ilegal – meskipun pertengkaran kerapkali terjadi
diantara mereka akibat Jack yang menginginkan dirinya dilibatkan dalam
porsi tugas yang lebih besar oleh kedua kakaknya. Untuk menyembunyikan
bisnis terlarang yang mereka lakukan, Bondurant bersaudara membuka
sebuah bar dan pompa bensin yang dikelola dengan bantuan seorang mantan
penari cantik asal Chicago yang baru dipekerjakan Forest sebagai
pelayan, Maggie Beauford (Jessica Chastain).
Dengan kerja keras serta kecerdasan
mereka dalam menyembunyikan bisnis ilegal tersebut, Bondurant bersaudara
berhasil meraih keuntungan yang luar biasa. Namun, bisnis mereka mulai
terganggu setelah kedatangan Charley Rakes (Guy Pearce), seorang petugas
keamanan yang menjadi perwakilan khusus penguasa hukum wilayah
Virginia, Mason Wardell (Tim Tolin). Melalui Charley, Mason memberikan
ultimatum kepada para pembuat serta penjual minuman keras ilegal bahwa
jika ingin bisnis mereka terus berjalan, maka mereka diwajibkan
menyerahkan sebagian keuntungan kepada Wardell. Dengan wataknya yang
keras, jelas Forrest kemudian menolak mentah-mentah gagasan tersebut.
Sebuah penolakan yang kemudian memicu pertikaian berdarah antara
Bondurant bersaudara dengan Charley Rakes dan komplotannya.
Jika dibandingkan dengan The Road, Lawless jelas memiliki naratif yang lebih mudah dinikmati oleh penontonnya. Pun begitu, Lawless
sendiri hampir tidak menawarkan sesuatu yang baru maupun menarik dalam
presentasi cerita yang terkesan berjalan tidak menentu dalam pengisahan
mengenai perseteruan berdarah yang terjadi antara dua belah pihak.
Permasalahan utama Lawless terletak pada dangkalnya penggalian
deretan karakter yang hadir dalam naskah cerita arahan Nick Cave serta
berbagai konflik yang menyertai karakter-karakter tersebut. Lihat saja
bagaimana Lawless menghadirkan karakter Maggie Beauford maupun Bertha Minnix (Mia Wasikowska) murni sebagai love interest
bagi kisah romansa yang dibentuk untuk karakter Forrest dan Jack
Bondurant – dan bahkan hampir terasa tidak berguna secara keseluruhan.
Kisah persahabatan yang terjalin antara karakter Jack Bondurant dengan
karakter Cricket Pate (Dane DeHaan) juga muncul secara tidak konsisten.
Plot-plot tambahan seperti kisah romansa dan jalinan persahabatan
tersebut terkesan hanya dihadirkan sebagai pengisi waktu sebelum Lawless
kembali memfokuskan jalan ceritanya pada kisah perseteruan antara
karakter Bondurant bersaudara dengan Charley Rakes tanpa pernah
benar-benar dapat dikembangkan dengan baik.
Karakterisasi serta pengembangan plot yang terlalu lemah memang seringkali membuat Lawless
terasa datar dan gagal untuk menghadirkan cerita maupun karakter yang
dapat membuat penontonnya benar-benar merasa peduli pada perjalanan film
ini. Meskipun begitu, beberapa kualitas yang berhasil disajikan oleh
John Hillcoat untuk Lawless masih mampu membuat film ini layak
untuk disaksikan. Meskipun beberapa karakter dihadirkan dengan
penggalian yang terlalu dangkal – sementara sosok antagonis Charley
Rakes seringkali digambarkan terlalu berlebihan, namun jajaran pengisi
departemen akting film ini mampu menyajikan penampilan yang cukup
meyakinkan, khususnya penampilan dari Tom Hardy, Guy Pearce serta Dane
DeHaan yang mampu seringkali mencuri perhatian.
Presentasi produksi film ini juga hadir
dengan kualitas prima. Tata sinematografi BenoƮt Delhomme mampu membantu
Hillcoat untuk menghadirkan atmosfer alam sekitar Amerika Serikat yang
keras namun dalam deretan gambar yang tersaji begitu indah. Kualitas
yang sama juga dapat ditemukan pada sajian iringan musik serta lagu
pengiring adegan bernuansa country yang diarahkan oleh Nick Cave
dan Warren Ellis. Ditambah dengan kualitas tata rias, tata kostum dan
desain produksi yang juga sama kuatnya, Lawless tampil begitu meyakinkan dalam membawakan latar belakang suasana western dari ceritanya yang berada di masa tahun 1930-an.
Dengan durasi yang mencapai 115 menit, adalah sangat mudah untuk menilai Lawless
tampil bertele-tele dalam menyajikan beberapa bagian penceritaannya.
Meskipun John Hillcoat masih mampu menghadirkan deretan adegan bernuansa
kekerasan yang benar-benar terasa begitu realistis – dan menjadi nyawa
utama bagi film ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Lawless
hadir dengan pengembangan cerita dan karakter yang terlalu datar untuk
dapat membuat penontonnya benar-benar merasa peduli dengan film ini
secara keseluruhan. Lawless mungkin akan tampil lebih efektif
jika saja Hillcoat mau menyederhanakan penyajian ceritanya dan sama
sekali menghilangkan banyak bagian cerita yang sebenarnya tidak
berhubungan dengan konflik utama cerita film ini.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMAKASIH.
JIKA ANDA TELAH SELESAI MEMBACA ARTIKEL INI, DIMOHON KLIK IKLAN DIBAWAH INI, UNTUK MEMBANTU PEMBIAYAAN BLOG. TERIMAKASIH.