How far would you go to save your son/daughter/wife/loved ones? Akrab dengan tagline maupun premis cerita tersebut? Well… Film drama aksi berjudul Snitch
yang menjadi debut penyutradaraan bagi Ric Roman Waugh – yang
sebelumnya berprofesi sebagai seorang pemeran pengganti untuk film-film
seperti Total Recall (1990), The Crow (1994) hingga Gone in Sixty Seconds (2000) – ini juga menawarkan sebuah alur cerita yang hampir serupa. Namun, naskah cerita Snitch – yang juga ditulis oleh Waugh bersama Justin Haythe (Revolutionary Road,
2008) – tidak hanya sekedar menghadirkan kisah petualangan sesosok
karakter dalam menghadapi berbagai rintangan fisik yang harus
ditempuhnya sebelum berhasil menyelamatkan karakter yang mereka sayangi.
Dalam banyak bagiannya, Snitch mampu menghadirkan penggalian
yang lebih mendalam kepada setiap karakter yang hadir di dalam jalan
cerita dan sekaligus membuat film ini dapat hadir dalam kapasitas drama
yang lebih kuat.
Dalam Snitch,
Dwayne Johnson berperan sebagai John Matthews,
seorang pemilik
perusahaan konstruksi yang di suatu hari menerima telepon dari mantan
istrinya, Sylvie Collins (Melina Kanakaredes), yang memberitahukan bahwa
putera mereka, Jason Collins (Rafi Gavron), telah ditahan oleh pihak
kepolisian dengan tuduhan bahwa dirinya terlibat dalam sindikat
pengedaran dan penjualan obat-obatan terlarang. Jason sendiri sama
sekali tidak bersalah. Ia justru dijebak oleh sahabatnya yang telah
terlebih dahulu tertangkap dan kemudian dijanjikan oleh pihak kepolisian
akan mendapatkan pengurangan masa tahanan jika dirinya mau membocorkan
nama lain yang terlibat dalam sindikat perdagangan obat-obatan terlarang
tersebut. Sama seperti halnya dengan sahabatnya tersebut, Jason
mendapatkan penawaran yang sama. Namun, Jason lebih memilih untuk
menjalani masa tahanan yang seharusnya tidak ia dapatkan daripada harus
menjebak orang lain yang sama sekali tidak bersalah seperti dirinya.
Dengan ancaman sepuluh tahun penjara yang
dihadapi oleh anaknya, John kemudian berusaha menemukan berbagai cara
agar ia dapat mengeluarkan Jason dari penjara. Atas saran seorang
pengacara terkenal di kotanya, Joanne Keeghan (Susan Sarandon), John
akhirnya membuat kesepakatan dengan pihak kepolisian setempat bahwa ia
akan membantu untuk menemukan serta menjebak komplotan bandar narkotika
dan obat-obatan terlarang yang berada di kota tersebut dengan imbalan
bahwa Jason nantinya akan mendapatkan pengurangan masa tahanan.
Berhadapan langsung denga pihak kriminal jelas bukanlah sebuah masalah
kecil. Dan ketika John secara perlahan mulai memasuki wilayah kekuasaan
para bandar narkotika tersebut semakin dalam, nyawa John, Jason serta
keluarga mereka kini berada dalam ancaman.
Kekuatan terbesar Snitch datang
dari kemampuan Ric Roman Waugh serta penulis naskah, Justin Haythe,
untuk banyak menghadirkan banyak komentar mengenai isu-isu sosial yang
sedang berlangsung saat ini di dalam jalan cerita mereka. Perbincangan
mengenai masalah peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang serta
hubungannya dengan dunia hukum dan politik mengenai fokus utama yang
mampu membuat Snitch tampil lebih berisi daripada film-film sepantarannya. Waugh juga tidak lantas mengalienasi mereka yang datang menyaksikan Snitch
murni untuk mendapatkan sajian aksi yang fantastis. Waugh masih mampu
menghadirkan deretan adegan bernuansa kekerasan tersebut dengan baik
namun secara cerdas menghadirkannya sebagai bagian tidak terpisahkan
dari jalan cerita dan tidak hanya sekedar unjuk pameran kemampuan untuk
menghadirkan adegan-adegan berdarah tanpa ikatan cerita yang relevan.
Pilihan Waugh untuk menghadirkan Snitch
sebagai sebuah film drama aksi dengan jalinan cerita yang lebih berisi
bukannya datang tanpa masalah. Dengan masa presentasi cerita yang
mencapai durasi sepanjang 112 menit, banyak bagian penceritaan Snitch
yang terkesan begitu bertele-tele. Beberapa plot penceritaannya,
seperti bagian cerita yang melibatkan karakter Joanne Keeghan maupun
karakter antagonis utama, Juan Carlos Pintera (Benjamin Bratt),
seringkali hadir tanpa penggalian kisah yang mendalam untuk membuat plot
cerita mereka terasa cukup esensial keberadaannya. Hal inilah yang
secara perlahan membuat film ini seringkali kehilangan fokus
penceritaannya, khususnya di paruh akhir film, dan membuat Snitch berakhir datar serta jauh dari kesan akhir yang mengesankan.
Meskipun memiliki masalah pada eksekusi
ceritanya, Waugh mampu mendapatkan kualitas terbaik dari jajaran pengisi
departemen aktingnya. Dwayne Johnson berhasil menyelami karakternya
dengan sangat baik dan muncul lebih dari sekedar sosok pahlawan yang
tidak terkalahkan. Pada beberapa bagian, Johnson bahkan mampu
menghadirkan sisi emosional karakternya dengan sangat kuat. Penampilan
Johnson juga didukung dengan penampilan dari para pemeran pendukung yang
solid. Nama-nama seperti Barry Pepper, Jon Bernthal, Rafi Gavron hingga
Susan Sarandon berhasil menghadirkan deretan karakter yang cukup
meyakinkan – meskipun terkadang terkesan kurang dioptimalisasi secara
maksimal keberadaannya.
Sama halnya seperti Hummingbird yang menghadirkan penampilan dari Jason Statham, mereka yang memilih untuk menyaksikan Snitch
hanya karena keberadaan nama Dwayne Johnson yang identik dengan
film-film bernafaskan deretan adegan aksi dan kekerasan yang
membabi-buta – walau Johnson juga seringkali membintangi film-film drama
komedi yang ditujukan bagi pangsa pasar film keluarga, kemungkinan
besar akan merasa sedikit kecewa dengan presentasi jalan cerita film
yang menjadi debut penyutradaraan bagi Ric Roman Waugh ini. Walau masih
menghadirkan sajian aksi yang cukup tergarap dengan baik, Snitch
justru lebih sering memfokuskan alur ceritanya pada pengembangan
karakter-karakter yang hadir dalam jalan cerita film ini. Pilihan
tersebut tidak lantas menjadikan Snitch hadir dengan kualitas
keseluruhan yang spektakuler. Namun kemampuan Waugh untuk terus menjaga
alur cerita yang ia hadirkan dengan baik serta dukungan penampilan para
jajaran pemeran yang apik mampu membuat Snitch hadir dengan kualitas yang cukup memuaskan di berbagai sisi penampilannya.
